Wednesday, 28 January 2015

Ajaran Islam



1.     Ajaran Islam menuntut agar setiap muslim mempunyai keyakinan (akidah) tertentu dalam masalah ketuhanan sebab hal itu termasuk masalah yang sangat pokok dalam sistem ajaran Islam yang tidak boleh diabaikan. Al-Qur’an, sumber keagamaan dan moral yang utama dalam Islam seringkali melontarkan ide agar terciptanya masyarakat yang terdiri atas individu-individu yang shaleh, dengan kesadaran religius yang tinggi serta memiliki keyakinan (akidah) yang benar dan murni tentang Tuhan. Al-Qur’an sebagaimana diketahui juga memberikan bimbingan dalam rangka terciptanya cara yang layak bagi manusia dalam rangka berhubungan dengan Tuhan. Dan  agar seorang muslim dapat memperkuat aqidah kiata, dan mempererat serta menjaga ukhwah islamiyah dalam ber’itiqod
2.     Ada seorang pemuda yang bertanya kepada seorang kakek tua…
Pemuda : kek bagaimana wujud tuhan… ???
Kakek tua  : (balik bertanya..) Kamu cintakan ibu kamu, keluarga kamu?

Pemuda : ya...

Kakek tua  : bisahkah kamu tunjukkan di mana cinta kamu?

Pemuda : emzz...(pandang kiri kanan...terfikir untuk jawab, peluk, belai dan sebagainya tu cinta...)

Kakek tua  : Peluk, belai, cium, itu bukan cinta, itu perbuatan.
Cinta ialah suatu  perasaan dan perasaan ini sudah tercipta dalam diri manusia. Cinta adalah fitrah.

Seperti CINTA wujud dalam diri manusia, KEPERCAYAAN kepada Tuhan juga adalah fitrah yang tercipta dalam diri manusia. Seorang yang tidak beriman kepada tuhan sekalipun percaya adanya Tuhan. Orang asli yang paling asli yang tinggal dalam hutan yang paling dalam yang tidak sampai dakwah Islamiah sekalipun percaya akan adanya kuasa Tuhan
3.      Kebanyakan pemikiran masyarakat muslim / not muslim Indonesia masih berpengaruh erat dengan budaya ataupun legenda dan cerita dan segala cerita itu dikait2kan dengan jin dan sebangsanya…. Jika kita ingin memyikapi tentang pesugihan yang terjadi di Indonesia … kita harus bisa mengubah cara berpikir mereka…. Dan kita mengajarkan / setidaknyanya memperkenalkan akidah islam agar merka tau mana yang boleh dan mana yang tidak boleh… terutama kepada anak – anak agar setelah dewasa mereka berpikir dua atau tiga kali untuk melakukan pesugihan karena menurut akidah islam “pesugihan” adalah musrik atau menyekutukan allah
4.     Pelaku dosa besar dari kalangan kaum muslimin adalah seorang muslim fasiq. Kemaksiatannya tidaklah mengeluarkannya dari Islam dan ia bukanlah mukmin yang sempurna keimanannya. la mukmin dengan imannya dan fasiq dengan dosa besarnya.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya….” [QS. an-Nisā’ (4): 48]
5.      Malaikat diciptakan dari cahaya sedangkan jin diciptakan dari api. Hal ini ditunjukkan dalam hadits Aisyah Radhiallahu ‘anha dalam Shahih Muslim (2996) dia berkata, “bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam :
خُلِقَتِ المَلَائِكَةُ مِنْ نُوْرٍ وَخُلِقَ الجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ
“Malaikat diciptakan dari cahaya dan jin diciptakan dari api yang bercampur dengan hitamnya api.”
Ini merupakan perbedaan yang mencolok dalam hal asal penciptaan, terlebih lagi ada perbedaan lain dalam sifat dan perbuatannya. Nama-nama malaikat berbeda dengan nama-nama jin baik secara global maupun terperinci.
Para malaikat diciptakan oleh Allah Subhaanahu wata’aala dengan tabiat selalu taat kepada Allah Subhaanahu wata’aala, dan tidak ada pilihan bagi malaikat apakah dia mau taat atau tidak. Berbeda dengan jin, dimana Allah Subhaanahu wata’aala, menjadikan mereka mempunyai pilihan dan kehendak sebagaimana manusia.
Para malaikat tidak memiliki syahwat. Oleh karena itu, mereka tidak makan, tidak minum dan tidak menikah. Adapun para jin, mereka makan, minum, menikah dan yang lainnya.
 Para malaikat tidak pernah bermaksiat kepada Allah Subhaanahu wata’aala, sedikit pun walaupun hanya sekejap mata. Adapun mayoritas jin adalah kafir bahkan kekufuran pada mereka lebih banyak jika dibandingkan dengan kekufuran pada manusia.

No comments:

Post a Comment