Sunday, 31 August 2014

JAKA TARUB



                                                                JAKA TARUB
Adegan 1
Dahulu kala dipinggir sebuah desa, hiduplah seorang yang bernama Nyi Randa Tarub, Ia tinggal bersama anaknya yang bernama Jaka Tarub yang suka berburu di hutan.
Jaka tarub/aan: Bu, saya saya ingin berburu di hutan
Nyi Tarub/nani: baiklah anakku, hati hati
Adegan 2
Ditengah hutan, disebuah telaa ada tujuh bidadari sedang asyik mandi, Jaka Tarub berbunyi disemak – semak memperhatikan gadis – gadis itu.
Bidadari 1/devi : adik – adik kita mandi dsisini saja ya
Bidadari 2/siti: ya kak
Bidadari 3/faisol: ya kak, udaranya juga sejuk
Bidadari 4/wawan: ih ….. kakak
Bidadari 5/siti: nih….
Bidadari 6/devi: sudah kita mandi saja
Bidadri 7/shinta: iya kak

Jaka Tarub : semua gadis – gadis ini cantik. Apakah mungkin mereka bidadari, hah …. Apa itu? Aku harus memiliki sari dari mereka.
Bidadari 1/devi: adik – adik hari sudah gelap mari kita kembali ke khayangan
Dewi/shinta : selendangku ……? Ya tuhan selendangku hilang.
Bidadari 1/devi : hilang
Bidadari2/siti : bagaimana mungkin?
Bidadari 4/wawan: ayo kita cari!
Bidadari 3/faisol: oh…. Hari sudah gelap, kita harus pergi dari sini
Dewi/shinta : tapi bagaimana mungkin?
Bidadari 5/siti: kami tidak bisa berbuat apapun, adik … terpaksa kau kami tinggalkan
Dewi /shinta: tidak kak tunggu aku
Jaka Tarub /aan: hai … gadis, apa yang terjadi padamu?
Dewi /shinta: tuan tolong aku, aku bidadari dari khayangan selendangku hilang, saudaraku meninggalkanku. Aku tak punya siapa – saipa.
Jaka tarub/aan: oh, sungguh malang nasibmu.
Aku bermaksud menolongmu, apa kau mau ikut pulang dengan denganku?
Dewi/shinta : terimakasih, namaku Nawang Wulan, siapa namamu?
Jaka tarub /aan: orang memanggilku Jaka Tarub
Akhirnya Dewi Nawang Mulan mengikuti Jaka tarub, nawang wulan tidak tahu kalau ternyata jaka tarublah yang mengambil selendangnya.
Sesampainya dirumah ibunyapun kaget melihat Jaka tarub membawa seorang wanita.
Jaka tarub /aan: BU Jaka Pulang
Nyi Tarub /nani: ya Alloh jaka kemana saja kau ini, dan siapa dia?
Jaka Tarub /aan: tenanglah bu, ini nawang wulan aku menemukanya seorang diri di Hutan, bolehkah dia tinggal disini seorang diri dihutan, bolehkah dia tinggal disini.
Nyi Tarub/nani: baiklah, mari seilahkan masuk di gubukku ini
Jaka Tarub /aan: sebaiknya selendang ini kutaruh disini

Hari – hari berlalu, akhirnya Jaka Tarub memperistri Dewi Nawang Wulan, namun kebahagian mereka terganggu karena tidak lamasetelah mereka menikah Nyi tarub meninggal .
Tetapi pada suatu hari terjadi peristiwa yang merupakan awal malapetaka.
Dewi/shinta : kakang jaka, aku sedang menanak nasi tolong kau jaga dan jangan kau buka kukusan itu.
Jaka Tarub /aan: baiklah akan kujaga
Jaka Tarub /aan: hah….!!!, hanya setangkai padipantas padi yang ditanaknya panats bsaja padi dilumbungku tak pernah habis.
Dewi/shinta : kakang kau telah membuka kukusan ini. Sekarang aku tidak bisa menanak nasi hanya dari setangkai padi . aku harus menumbuk padi.
Jaka tarub/aan : maafkan aku isteriku, apa kukusan itu tidak bisa diperbaiki lagi?
Dewi/shinta : tidak bisa kakang
Jaka Tarub /aan: maafkan aku isteriku, maafkan aku
Sejak saat itu dewi nawang wulan harus menumbuk padi, tentu saja padi dilumbungnya cepat habis
Dan pada seuatu hari saat Dewi nawang mengambil padi lumbungnya ia menemukan sesuatu.
Dewi /shinta: oh selendangku, apa kakang jaka yang mengambilnya? Tapi kenapa ia pura – pura tidak tahu?

Dewi/shinta : kakang jaka… aku mohon pamit ke khayangan
Jaka Tarub /aaan: dewi tunggu dulu memang aku salah….!
Aku mohon maaf
Dewi /shinta: kau telah menipuku selama ini kakang, apa kakang mengira akan dapat berbuat sedemikian lamanya?
Jaka tarub/aan : aku mohon isteriku, tetaplah disini!!
Dewi/shinta: tidak kakang, aku akan tetap pergi, kehidupan dibumi tidak cocok unutkku.
Jaka tarub/aan : oh nawang wulan, apap ini tidak bisa dibiarakan baik – baik?
Dewi/shinta : tidak kakang … kodratku adalah sebagai bidadari dan aku harus kembali ke khayangan
Dengan hati teriris jaka tarub menyaksikan isterinya terbang.
Demikianlah kisah jaka Tarub dan Dewi Nawang Wulan.

No comments:

Post a Comment